Catatan Dari Kawan “Menyoal Ariel dan NOAH Tentang Masa Massa dan Musik”

SHARE:

Catatan Dari Kawan “Menyoal Ariel dan NOAH Tentang Masa Massa dan Musik”

Narasi tentang kembalinya dari pengasingan  atau  tentang sebuah kisah kebangkitan dari keterpurukan tidaklah menjadi soal yang mudah  atau soal yang sulit bagi manusia.bagi. Dalam dunia sehari-hari, dunia orang kecil yang kusut-kucel, kembali dari ruang penjara kepada ruang publik tidak pernah bisa serta merta terterima. Stigmatisasi sebagai kriminal, penjahat, atau sejenisnya sudah cukup untuk memberi batas psikologis dan sosial.
                        
Tetapi tidak demikian dengan seorang  Ariel. Lihatlah Ariel dan NOAHnya dalam rangkaian bertajuk konser 2 Benua, 5 Negara yang dilakukan dalam sehari. Ariel dan NOAHnya mendapat piagam MURI untuk capaian ini.

 Belum lagi sub judul kecil dari konser itu : Born to make History . Tegaslah, Ariel-NOAH tidak hadir untuk sekedar main-main, menumpang cari duit dari perkembangan industri musik nasional yang konon jauh dari kualitas bermusik yang baik. Ariel dan NOAH hadir untuk menyusun sejarahnya, mengambil kembali apa-apa yang pernah dicapai Peter Pan. Paling tidak kehadiran mereka untuk merehabilitasi sejarah orang hukuman, seorang bekas tahanan kasus pornografi yang bisa bangkit dan naik tangga kesuksesan bermusik lalu masuk trah : TOP Selebriti Nasional.

Anda lihat konsernya yang ditayangkan SCTV itu ?. Lihat bagaimana para pemujanya (fans) begitu bergairah bernyanyi bersama ?. Anda bisa lihat kerinduan yang dalam dan cukup lama tertahan dengan ketiadaan Ariel selama kurang lebih tiga tahun terakhir ?.

Ariel, yang terperosok sebab skandal video pornonya ini, telah kembali. Ibarat Batman yang kembali mengambil kejayaannya atas Gotham. Ia mungkin pernah di evaluasi secara moral dengan hujatan, makian, sumpah serapah tiada jeda karena video itu. Ada yang membelanya, dari sesama penghuni dunia selebritas hingga para pemujanya dijalanan. Kini ia kembali, siap-siaplah Anda yang memuja band Ungu, Radja, Kange Band, atau sejenisnya untuk merelakan kasta tertinggi dihuni mereka.

Saya tidak mengajak Anda para pembaca budiman untuk mengembangkan sinisme berdasar pada pisau-pisau moral yang kita sebut sebagai Moralitas Timur itu. Secara terbuka, bahkan frontal, kita tunjukan ketidaksukaan skandal video porno yang bocor ke permukaan entah milik politisi atau artis. Tetapi dengan gairah yang konstan, diam-diam kita tiada jemunya mengunduh situs-situs porno atau foto-foto telanjang. Seringkali berjam-jam waktu habis untuk aktifitas ‘melayani gairah tersembunyi sekaligus munafik ini’. Sinisme atas ‘keterlarangan’ adalah potensi bagi pelanggaran, bukan begitu ?.

Lalu apa yang perlu disimak dari kemunculan sang Ariel dengan NOAHnya ini ?.

Riwayat sang Ariel bukan kisah tentang manusia super. Ia hanya manusia biasa saja. Lagu-lagunya demikian menyentuh hati tapi tidak menganggu kekuasaan.Bedanya ia sudah tahu bahwa ia punya kualitas khusus dalam bernyanyi, dan, ini yang juga perlu dimiliki : ia memiliki kharisma, lebih persisnya sex appeal yang kuat, yang menyempurnakan wajah rupawannya. Maaf, Anda para pembaca wanita yang budiman, setuju jika Ariel memiliki sex appeal yang demikian kuat menarik ?.

Bahwa ia melewati kehidupan yang suram diatas lantai dingin penjara, semua narapidana melakukan itu bukan ?. Simple saja : sudah konsekuensi sebagai terhukum.

Tetapi ia bisa kembali dengan gebrakan besar (: konser 2 benua, 5 negara) yang dihargai penghargaan MURI tentu bukan hal yang biasa-biasa saja. Penjara tak membuat Ariel mati, penjara adalah jalan penyucian diri untuk kembali bangkit dan mengambil kembali kunci pintu untuk masuk rumah selebritas.

Dunia Selebritas, ini kata kuncinya. Kalau sudah dunia ini, lagi-lagi media massa urusannya.

Dunia selebritas hanya tegak dalam topang media massa, khususnya televisi. Mereka menghadirkan, menjaga, dan menghancurkan selebritas itu jika mau. Video porno Ariel tentu akan tetap jadi barang privat jika terus tersimpan di laptopnya. Media massa-lah yang membuat publik tahu, lalu menggiring kebencian umum atasnya. Lalu sekarang mereka juga membuat kebencian itu sirna seketika persis seperti terpantul dari gadis-gadis cantik yang setia berdiri menyimak Ariel bernyanyi.

Apakah tesis anarchy cyberspace yang pernah ditujukan untuk perkembangan dunia maya olehdaya pompa  internet juga terjadi disini ?. Secara umum tesis anarchy cyberspacemengatakan bahwa dalam kontrol internet, lalu lalang informasi tidak memiliki rujukan yang membuatnya establish. Ia selalu berubah, sekejap, dan membuat manusia mengalami—apa yang secara bombastis disebut—tsunami informasi. Yang ada disini hanyalah kecepatan, sesekali ledakan, dan ‘kekacauan’. Cyberspace adalah dunia yang seperti ini : kecepatan, ledakan, kekacauan. Tak ada batas yang dapat memberi kurungan akan kecepatan, ledakan dan kekacauan; kecepatan, ledakan, dan kekacauan itulah batasnya.

Dunia selebritas tampaknya pun memiliki pola gerak yang sama. Ia bisa membesarkan seseorang lantas pada saat bersamaan ia menghancurkannya seketika. Ia membuat yang moral seketika tertuduh amoral pun sebaliknya. Tentu saja ada motif serta modus komodifikasi dengan memelihara mentalitas ‘rating seeking alias pemburu rating’. Terhadap politisi penghancuran oleh media massa—politisi menyebutnya ‘pengadilan opini’ --sudah sering terjadi. Politisi yang dihancurkan oleh kekuatan media massa hampir tidak pernah bisa kembali.

Tetapi tidak demikian dengan dunia selebritas. Lihatnya Ariel dan NOAHnya. Ariel yang pernah dibuat menjadi ‘tidak bermoral’ kini dihantarnya menjadi ‘pribadi hebat yang kembali pulang’. Kita bisa bilang yang terjadi pada Ariel dahulu adalah akibat dari persaingan sengit industri musik dimana capaian-capaian Ariel bisa membahayakan yang lain maka itu ia perlu dihancurkan dengan cara paling efektif : delegitimasi moral; Ariel hanyalah yang dikorbankan. Atau kita percaya pada rumors yang mengatakan jika yang dialami Ariel adalah konsekuensi yang harus ditanggung sebab perilaku seksnya telah mengganggu kenyamanan rumah tangga salah satu konglomerat negeri ini.

Apapun itu, faktanya Ariel merekam aktifitas seksualnya bukan ?. Itu terlarang dan terkutuk di Indonesia bukan ?.

Namun serangan moral ini tak jua menghancurkan Ariel, bukan karena Ariel hebat, bukan karena ia super. Bagi saya, ia menjadi hebat karena media massa menjaga itu. Media massa tahu jika jagat musik Indonesia tak bisa dipelihara hanya dengan kehadiran si ganteng Pasha Ungu saja misalnya. Terlalu monolotik barangkali. Dalam kepentingan kapitalisme media, pertarungan yang monolitik adalah isyarat bagi krisis, sebab itu medan tarung harus terus dibuat ramai, dengan pendatang, pemenang juga pecundangnya. Inilah gerak dasar yang disebut sebagai ‘selera pasar itu’.

Sedang dimana posisi para fans itu ?. Apakah mereka perlambang dari kesetiaan sekaligus isyarat akan kesepian yang berlarut terhadap sosok idola dalam musik ?. Apakah mereka cermin dari tiadanya tauladan dalam hidup sehari-hari mereka ?.

Para fans ini, yang berbaur dalam lautan kerinduan sekaligus gairah atas lagu-lagu Ariel, sejatinya telah bermutasi menjadi massa : kumpulan yang terleburkan identitasnya dalam gairah kolektif, yang mungkin bagi sebagian Anda, irrasional (karena memuja bekas terpidana skandal video porno). Mereka dipisahkan hanya oleh harga tiketnya dan tempat duduknya, termasuk politisi perempuan yang juga hadir. Ketika Ariel meminta mereka bertepuk tangan seperti yang ia lakukan, semua melakukan hal yang sama. Ada gairah dan perasaan bersatu : Kami mencintaimu Ariel !!.

Hikmat Budiman (1999) sudah sejak lama meraba potensi lubang hitam (black hole) dalam kultur massa, bukan semata media massa saja yang bisa berlaku ibarat black hole sebagaimana tesis Marshall McLuhan. Sebagai lubang hitam, massa menyerap semua yang disemprotkan media kepada mereka. Konsumsi, konsumsi, konsumsi, ini elan vitalnya. Mereka bersama menyedot, mengunyah dan menelannya. Ada kepuasaan kolektif ketika mengalami pengalaman konsumsi ini.  

Apakah ini soal bermoral atau tidak ?. Cukuplah, sinisme moral hanya membuat kita berpeluang menjadi pelanggar utamanya. Kita bisa tak suka Ariel, benci sebaik-baiknya benci, tetapi diam-diam berdendang : separuh aku dirimu, lantas ingat kisah-kisah romantik dengan mereka yang sedang atau pernah singgah sebagai kekasih.

Apakah ini jenis irrasionalisme yang berbahaya bagi kritisisme publik ?. (Tentu saja jika yang disebut publik memang ada disini).

COMMENTS

Name

agrobisnis,1,albinen,1,Alimazi-Lukman,2,Alimazi-Lukman abunawas,2,AMAN,3,Aplikasi-Grab,1,Asal tau saja,9,asrun-hugua,1,Bandara Betoambari,1,bau-bau,1,Berita dunia,67,berita viral,25,berpuasa,1,Bombana,2,bulan puasa,1,Buton,5,Buton utara,1,cagub sultra,3,campak jerman,1,daerah,56,di gigit monyet,1,dikbud-sultra,2,dishub-sultra,1,edukasi,2,Ekobis,2,Fokus,13,Foto Foto,3,gaya hidup,1,gempa bumi,1,generasi micin,1,hukum dan kriminal,38,Informasi anak,11,Infotainment,20,Islam,17,Jokowi,8,Junk Food,1,Kalosara,1,Kebakaran,1,kemenag-sultra,1,Kendari,23,Kesehatan,21,kids jaman now,1,kisah inspiratif,1,KK,1,Kolaka,11,kolaka timur,3,kolaka utara,3,Konawe,23,Konawe selatan,2,konawe utara,8,konawe-kepulauan,1,Kosambi,1,KTP,1,Kuliner,6,Labengki,1,mahasiswa sultra,1,makassar,2,manfaat buah,2,Mekongga,1,Muna,2,Narkoba,1,Nusantara,71,Olahraga,9,opini,2,palestina,3,Pekerja Anak,1,Pemkot Kendari,1,pencabulan,6,pendidikan,1,Penerimaan PNS 2018,1,Pilgub 2018,1,pilgub sultra 2018,3,politik,20,polres konawe,1,Pomalaa,1,Pulau weh,1,Raha,3,ramadhan,1,Ranomeeto,2,Registrasi SIM,1,Sail sabang,5,Samarinda,1,sayuran,1,Sejarah,1,siksa cucu,1,sosial budaya,3,suku bugis,1,Suku Tolaki,1,Sulawesi tenggara,6,Sultra,38,swiss,1,Tangerang,3,tawuran anak sd,2,Teknologi,34,Tempat wisata,5,Tenaga Honorer,1,Tokoh,5,ujung pandang,1,unik,10,vaksin,1,wakatobi,2,Walikota Kendari,1,yogyakarta,1,Zimbabwe,1,
ltr
item
Informasi Terkini: Catatan Dari Kawan “Menyoal Ariel dan NOAH Tentang Masa Massa dan Musik”
Catatan Dari Kawan “Menyoal Ariel dan NOAH Tentang Masa Massa dan Musik”
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbDGgp2eCa53z2GWfHQmaFAmvAsUWuPZ7Y5rSAfPpL-kfM8TQBGHidflSOWklMyj50BTcKm9T_xh2A9UhVYqhmfI2mDYPSRFgLBD8efUELUOhYXrGcxeGTtWBvzo3ofREkkCxPU5ioyHs/s1600/ariel-noah-6054.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbDGgp2eCa53z2GWfHQmaFAmvAsUWuPZ7Y5rSAfPpL-kfM8TQBGHidflSOWklMyj50BTcKm9T_xh2A9UhVYqhmfI2mDYPSRFgLBD8efUELUOhYXrGcxeGTtWBvzo3ofREkkCxPU5ioyHs/s72-c/ariel-noah-6054.jpg
Informasi Terkini
https://zonasultra.blogspot.com/2014/01/catatan-dari-kawan-menyoal-ariel-dan_14.html
https://zonasultra.blogspot.com/
https://zonasultra.blogspot.com/
https://zonasultra.blogspot.com/2014/01/catatan-dari-kawan-menyoal-ariel-dan_14.html
true
7314439676555849227
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts [+] Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content