Milisi Lebanon yang menyebut dirinya Hizbullah kerap dipropagandakan media Syiah sebagai milisi paling hebat di dunia ternyata menyerah di Suriah. Pasukan bersenjata yang datang dari Lebanon untuk membantu Basyar Asad itu meminta gencatan senjata kepada pejuang oposisi Suriah di provinsi Homs, lapor Islammemo.
Menurut aktivis revolusi Suriah Bassam Ja’arah, Hizbullah meminta gencatan senjata setelah 54 anggota milisi Syiah itu tewas dalam baku tembak sengit di beberapa tempat terpisah di wilayah provinsi Homs.
Situs berita revolusi Suriah, Sana, melaporkan mujahidin Brigade Al-Hasan dan beberapa kesatuan mujahidin FSA lainnya pada Senin (29/4) berhasil merebut salah satu markas milisi Syiah Hizbullah di dekat kawasan Sayidah Zaenab, ibukota Damaskus dan di kota Aqraba, pinggiran Damaskus dari beberapa arah.
Pertempuran sengit itu telah menewaskan seluruh anggota milisi Syiah Hizbullah dalam kedua markas tersebut. Usai pertempuran, mujahidin Suriah menyita identitas kewarga negaraan Lebanon dari sejumlah mayat anggota milisi Syiah Hizbullah.
Situs berita Sana juga melaporkan bahwa mujahidin Suriah merebut banyak senjata dan amunisi dari markas milisi Syiah Hizbullah. Sejumlah ranjau yang biasa dipergunakan oleh milisi Hizbullah untuk menargetkan warga sipil juga telah berhasil dijinakkan oleh mujahidin Suriah.
Sementara itu salah satu Koordinator Politik dan Media mujahidin FSA, Luai Miqdad menegaskan bahwa revolusioner Suriah tidak akan membiarkan milisi Syiah Hizbullah merebut Qushair. Mujahidin FSA berjanji akan menjadikan Qushair sebagai kuburan bagi milisi Syiah Hizbullah.
Sebelumnya, Harian Saudi Al Watan melaporkan pada Ahad (14/4) lalu, sekitar 1.200 anggota kelompok bersenjata Syiah Libanon, Hizbullah, memasuki Suriah dari jalur laut di Mediterania dalam beberapa hari terakhir.
Menurut laporan itu, mereka tiba di pelabuhan Suriah Tartus guna berperang bersama pasukan rezim Bashar Al Assad.
Sumber Al Watan mengatakan, minat tentara asli Suriah untuk membela Assad sudah menurun. Pasukan cadangan tidak menanggapi perintah komando militer Suriah yang berulangkali memanggil mereka untuk bergabung bersama pasukan rezim. Karenanya, rezim Assad meminta bantuan tentara asing untuk mempertahankan kekuasaannya.
Sumber : bersamadakwah.com
Menurut laporan itu, mereka tiba di pelabuhan Suriah Tartus guna berperang bersama pasukan rezim Bashar Al Assad.
Sumber Al Watan mengatakan, minat tentara asli Suriah untuk membela Assad sudah menurun. Pasukan cadangan tidak menanggapi perintah komando militer Suriah yang berulangkali memanggil mereka untuk bergabung bersama pasukan rezim. Karenanya, rezim Assad meminta bantuan tentara asing untuk mempertahankan kekuasaannya.
Sumber : bersamadakwah.com

COMMENTS