Konut,-Puskesmas Lasolo Kabupaten Konawe Utara(Konut) di bulan Februari 2013 ini mencatat sebanyak 8 orang warga dari desa Tinobu terkena suspek demam berdarah dengue (DBD).
Dari delapan warga yang tercatat itu, keseluruhannya adalah anak-anak dengan usia dibawah 12 tahun yang rumahnya berada dipinggir laut. Jumlah itu sangat mengejutkan karena sebelumnya tidak pernah terjadi di daerah itu.
“Dari 8 orang yang suspek DBD itu, cuma satu orang yang positif mengalami DBD sesuai dengan hasil pemeriksaan uji laboraturium. Atas keinginan orang tuanya maka kami memberikan rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Provinsi Sultra. Padahal kondisinya sudah mulai pulih,” ungkap Nursaniah SKm, Kepala Tata Usaha(KTU) Puskesmas Lasolo, saat ditemui di kantornya, Senin(25/2).
Untuk mengantisipasi agar penyakit DBD ini tidak meluas dan menimpa anak atau masyarakat lain di daerah itu, Nursaniah mengaku sudah melakukan berbagai langkah. Salah satunya dengan melakukan fogging, membagikan bubuk abate dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Dia juga sudah mengusulkan untuk melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan bersama warga sekitar.
“Rata-rata penderita berasal dari daerah dimana dibawah rumahnya langsung laut. Kami melihat lingkungannya tidak terjaga kebersihannya. Jadi Kuncinya ada di masyarakat itu sendiri. Kalau lingkungan rumahnya bersih, besar kemungkinan tidak ada nyamuk yang berkembang biak dan fogging bisa berhasil,”ungkapnya.
Dilain pihak, salah satu penderita mengatakan bahwa penyakit DBD itu menyerang seketika usai dilakukan fogging oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Konut akhir bulan Januari lalu.
“Sehari setelah fogging banyak sekali nyamuk yang muncul. Selain itu setiap orang yang menghirup asapnya pasti merasa pusing bahkan orang dewasa,” ungkap Risda, ibu dari salah satu penderita suspek DBD.
Sampai berita ini di terbitkan Puskesmas Lasolo masih merawat satu orang penderita suspek DBD yang sudah masuk dari Jumat lalu. Kondisinya sudah mulai membaik tinggal menunggu masa penyembuhan dan pemulihan.
Dari delapan warga yang tercatat itu, keseluruhannya adalah anak-anak dengan usia dibawah 12 tahun yang rumahnya berada dipinggir laut. Jumlah itu sangat mengejutkan karena sebelumnya tidak pernah terjadi di daerah itu.
“Dari 8 orang yang suspek DBD itu, cuma satu orang yang positif mengalami DBD sesuai dengan hasil pemeriksaan uji laboraturium. Atas keinginan orang tuanya maka kami memberikan rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Provinsi Sultra. Padahal kondisinya sudah mulai pulih,” ungkap Nursaniah SKm, Kepala Tata Usaha(KTU) Puskesmas Lasolo, saat ditemui di kantornya, Senin(25/2).
Untuk mengantisipasi agar penyakit DBD ini tidak meluas dan menimpa anak atau masyarakat lain di daerah itu, Nursaniah mengaku sudah melakukan berbagai langkah. Salah satunya dengan melakukan fogging, membagikan bubuk abate dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Dia juga sudah mengusulkan untuk melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan bersama warga sekitar.
“Rata-rata penderita berasal dari daerah dimana dibawah rumahnya langsung laut. Kami melihat lingkungannya tidak terjaga kebersihannya. Jadi Kuncinya ada di masyarakat itu sendiri. Kalau lingkungan rumahnya bersih, besar kemungkinan tidak ada nyamuk yang berkembang biak dan fogging bisa berhasil,”ungkapnya.
Dilain pihak, salah satu penderita mengatakan bahwa penyakit DBD itu menyerang seketika usai dilakukan fogging oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Konut akhir bulan Januari lalu.
“Sehari setelah fogging banyak sekali nyamuk yang muncul. Selain itu setiap orang yang menghirup asapnya pasti merasa pusing bahkan orang dewasa,” ungkap Risda, ibu dari salah satu penderita suspek DBD.
Sampai berita ini di terbitkan Puskesmas Lasolo masih merawat satu orang penderita suspek DBD yang sudah masuk dari Jumat lalu. Kondisinya sudah mulai membaik tinggal menunggu masa penyembuhan dan pemulihan.

COMMENTS