Puuwatu,Perang antar gank seperti kebanyak di era tahun 1990-an lalu kembali marak berlangsung di metro ini. Tak hanya antar kelompok di kawasan Gunung Jati dan Jati Mekar, kini merambah di zona Mandonga dan Puuwatu. Kemarin (4/3) di Kelurahan Puuwatu, warga memilih tak menampakan diri di depan rumah.
Arus kendaraan roda empat dan dua bahkan tak terlihat seperti biasa yang padat.
Itu terjadi menyusul beredarnya isu, warga Puuwatu siap melakukan penyerangan karena tak terima dengan perlakukan pemuda Mandonga yang telah menewaskan seorang rekan mereka bernama Obeng usai terlibat bentrokan pada Minggu (3/3) dini hari sekitar pukul 01.00 Wita.
Personil Polres Kendari dan Polsek Mandonga yang dilengkapi gas air mata juga terlihat siaga di depan kantor Camat Puuwatu. Tapi sekitar tiga jam melakukan pengamanan, situasi di Puuwatu tetap kondusif. Tak ada penyerangan seperti yang beredar karena keluarga korban meninggal belum beranjak dari rumah duka di Lorong Dangga, Puuwatu. Sebelumnya, pada Minggu dini hari itu kedua kubu pemuda Puuwatu dan Mandonga terlibat bentrokan pada sebuah pesta lulo. Indra, warga Mandonga menderita luka tikaman. Puluhan warga Mandonga menyerang pemuda Puuwatu dengan melakukan penyisiran. Obeng yang rumahnya tak jauh dari tempat acara dan tidak tahu penahu persoalan, tiba-tiba dikeroyok sekelompok pemuda Mandonga. Obeng mengalami pendarahan serius dan dibawa ke rumah sakit. Senin (4/3) kemarin, informasinya Obeng menghembuskan nafas terakhir. karena pada bagian kepala terdapat banyak luka hantaman benda tumpul.
Saat jenasah Obeng dikembalikan di keluarganya, tangis histeris tak terbendung. Kerabat yang berkumpul pun sepakat "nyawa harus dibayar nyawa,". Mereka lalu menyusun rencana melakukan aksi balas dendam pada pelaku. Tapi niat itu terpaksa diurungkan, karena aparat kepolisian telah melakukan pencegahan agar penyerangan itu tak terjadi. Kapolsek Mandonga, Kompol Danang Kuswoyo menuturkan, setelah mendapat informasi personil polisi langsung menuju ke TKP memastikan informasi yang beredar. Ia mengatakan, polisi akan terus melakukan pengamanan sampai situasi benar-benar kondusif, karena besar kemungkinan penyerangan terjadi saat polisi tak lagi berada di tempat.
sumber : kendariNews.com
"Kami minta keluarga korban untuk menyerahkan kasus ini ke aparat kepolisian. Saat ini kami telah menindaklanjuti laporan tersebut dengan berusaha mengumpulkan barang bukti agar para pelaku secepatnya diringkus. Sejauh ini sudah ada 7 saksi yang telah kami periksa. Keluarga korban jangan main hakim sendiri. Jika menemukan bukti atau mengetahui ciri-ciri para pelaku segera melaporkan pada kami," harap Kapolsek. Di tempat yang sama Kabag Ops Polres Kendari, Kompol Agus Sugiyarso mengatakan, meskipun hanya kabar akan adanya penyerangan, polisi tidak bisa mengabaikan. "Karena kita belum tahu benar atau tidak, sebelum dilakukan pengecekkan," tegasnya.
Arus kendaraan roda empat dan dua bahkan tak terlihat seperti biasa yang padat.
Itu terjadi menyusul beredarnya isu, warga Puuwatu siap melakukan penyerangan karena tak terima dengan perlakukan pemuda Mandonga yang telah menewaskan seorang rekan mereka bernama Obeng usai terlibat bentrokan pada Minggu (3/3) dini hari sekitar pukul 01.00 Wita.
Personil Polres Kendari dan Polsek Mandonga yang dilengkapi gas air mata juga terlihat siaga di depan kantor Camat Puuwatu. Tapi sekitar tiga jam melakukan pengamanan, situasi di Puuwatu tetap kondusif. Tak ada penyerangan seperti yang beredar karena keluarga korban meninggal belum beranjak dari rumah duka di Lorong Dangga, Puuwatu. Sebelumnya, pada Minggu dini hari itu kedua kubu pemuda Puuwatu dan Mandonga terlibat bentrokan pada sebuah pesta lulo. Indra, warga Mandonga menderita luka tikaman. Puluhan warga Mandonga menyerang pemuda Puuwatu dengan melakukan penyisiran. Obeng yang rumahnya tak jauh dari tempat acara dan tidak tahu penahu persoalan, tiba-tiba dikeroyok sekelompok pemuda Mandonga. Obeng mengalami pendarahan serius dan dibawa ke rumah sakit. Senin (4/3) kemarin, informasinya Obeng menghembuskan nafas terakhir. karena pada bagian kepala terdapat banyak luka hantaman benda tumpul.
Saat jenasah Obeng dikembalikan di keluarganya, tangis histeris tak terbendung. Kerabat yang berkumpul pun sepakat "nyawa harus dibayar nyawa,". Mereka lalu menyusun rencana melakukan aksi balas dendam pada pelaku. Tapi niat itu terpaksa diurungkan, karena aparat kepolisian telah melakukan pencegahan agar penyerangan itu tak terjadi. Kapolsek Mandonga, Kompol Danang Kuswoyo menuturkan, setelah mendapat informasi personil polisi langsung menuju ke TKP memastikan informasi yang beredar. Ia mengatakan, polisi akan terus melakukan pengamanan sampai situasi benar-benar kondusif, karena besar kemungkinan penyerangan terjadi saat polisi tak lagi berada di tempat.
sumber : kendariNews.com
"Kami minta keluarga korban untuk menyerahkan kasus ini ke aparat kepolisian. Saat ini kami telah menindaklanjuti laporan tersebut dengan berusaha mengumpulkan barang bukti agar para pelaku secepatnya diringkus. Sejauh ini sudah ada 7 saksi yang telah kami periksa. Keluarga korban jangan main hakim sendiri. Jika menemukan bukti atau mengetahui ciri-ciri para pelaku segera melaporkan pada kami," harap Kapolsek. Di tempat yang sama Kabag Ops Polres Kendari, Kompol Agus Sugiyarso mengatakan, meskipun hanya kabar akan adanya penyerangan, polisi tidak bisa mengabaikan. "Karena kita belum tahu benar atau tidak, sebelum dilakukan pengecekkan," tegasnya.

COMMENTS